Minggu, 10 Oktober 2010

Permainan Judi


Di belakang tembok Pasar Kutocilik ada satu bangunan seperti rumah kediaman yang dimanfaatkan untuk usaha perjudian. Meja-meja lapak pedagang pasar juga merupakan tempat berjudi yang digunakan jika pasar mulai sepi. Bermacam-macam jenis perjudian bisa digelar di tempat ini mulai dari sabung ayam (adu jago), rolet/sintir (menebak angka di papan kayu berputar), koprok (tebak dadu), unclang (melempar gelang rotan ke sebuah botol), gangsing (tebak gambar binatang), dan kocok rokok (tebak gambar kartu remi berhadiah rokok).

Arena perjudian digelar hampir setiap hari. Tapi, arena tersebut biasanya ramai saat hari pasaran Pasar Kutocilik, yaitu Selasa dan Jumat. Secara umum setiap permainan judi memiliki dua jenis pelaku yang terlibat di dalamnya, yakni bandar dan gentho (petaruh). Bandar adalah orang yang mengendalikan permainan judi. Mereka membayar pemenang dan menarik uang taruhan pemain lainnya yang kalah. Peran ini bisa dilakukan oleh satu orang maupun beberapa orang. Dari keenam jenis permainan judi di Pasar Kutocilik tersebut dapat disimpulkan bahwa semuanya adalah judi taruhan. Artinya pemain bertaruh sejumlah tertentu uang atas angka, gambar, atau hewan aduan. Bila taruhannya menang, maka dia akan memperoleh hadiah atau uang yang berlipat kali uang taruhannya. Kelipatan uang bergantung kesepakatan antara petaruh dan bandar judinya.

Di Wetankali, pada dasarnya semua kegiatan yang mengandung permainan atau pertandingan bisa dijudikan. Penduduk desa bisa berjudi dengan permainan kartu sampai berjudi atas pertandingan sepak bola yang diselenggarakan di lapangan desa. Bahkan, rangkaian kegiatan pemilihan kepala desa merupakan salah satu ajang perjudian besar-besaran yang menyertakan peredaran uang ratusan juta rupiah. Pokoknya, segala hal yang mengandung unsur pertandingan menang-kalah bisa dijudikan. Berbagai bentuk perjudian yang ada paling tidak bisa digolongkan menjadi tiga ragam pokok, yaitu judi undian, judi taruhan, dan judi permainan-bertanding. Pemilahan ini sebenarnya tidak bisa diterapkan secara tegas karena seringkali ada semacam tumpang tindih antarberbagai ragam perjudian di dalam satu kegiatan judi. Pemilahan ini sekadar memudahkan pengelompokan.

Yang termasuk judi undian adalah berbagai jenis lotre. Pada pertengahan 1990-an, penduduk ingat hingar-bingarnya Porkas, sebuah praktik judi undian yang didukung negara. Konon hampir setiap Rabu sore hingga tengah malamnya, tidak sedikit penduduk yang silih berganti mendatangi bandar porkas dan SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) di tepi Jalan Raya Kutocilik untuk membeli atau menukar kupon undian. Sekarang, undian porkas dan SDSB sudah tidak ada lagi, tapi praktik judi undian masih dilakukan untuk beberapa jenis lotre. Di Wetankali, ada berbagai jenis lotre mulai dari yang dianggap kecil-kecilan dan dimainkan anak-anak usia sekolah dasar berhadiah telur asin (lotre endog asin) hingga lotre berhadiah motor atau televisi berwarna.

Taruhan pada Pertandingan Olahraga

Dalam judi taruhan, pelaku judi tidak mesti terjun langsung ke dalam permainan atau pertandingan. Permainan atau pertandingan yang menjadi sarana taruhan juga tidak harus berada secara langsung di hadapan penjudi. Dalam bahasa setempat, orang-orang yang mendukung salah satu pihak yang sedang bertanding disebut botoh. Perjudian bisa dilakukan antar-botoh atau antara botoh dan bandar judi. Seperti halnya judi undian, dalam judi taruhan ada unsur tebak-tebakan. Penjudi memilih pihak di antara dua (atau lebih) yang sedang bertanding. Bila pilihannya memenangkan pertandingan, maka dia akan menang.

Apa pun jenis olahraga yang dipertandingkan, judi taruhan bisa diterapkan. Di Wetankali ada tiga jenis olahraga yang populer yaitu sepakbola, sepak takraw, dan bulu tangkis. Dua pertandingan pertama umumnya dilakukan oleh golongan muda dari lapisan sosial menengah ke bawah. Sedangkan bulu tangkis biasanya dilakukan golongan lapisan yang tak lagi muda dari lapisan elit-elit desa.

Ada satu lapangan sepak bola yang juga berfungsi sebagai lapangan upacara dalam agustusan, tempat pemilihan kepala desa, atau tempat diadakannya seni pertunjukan. Dalam beberapa waktu sekali diadakan kompetisi sepakbola antardesa atau antarperkumpulan dari berbagai tempat di sekitaran Wetankali. Pada Agustus-September 2007 diadakan kompetisi sepakbola antarperkumpulan dari berbagai kota kecamatan di Banyumas selatan, Kebumen, dan Cilacap. Ada sekitar 16 perkumpulan yang ikut serta. Acara ini diadakan oleh Paguyuban Wong Kutocilik yang menurut pandangan sebagian orang adalah perkumpulan para pemuda-pemuda bengal dan preman pasar. Konon, diadakannya kegiatan ini pertama-tama adalah sebagai ajang perjudian.


Memang, selain menonton pertandingan beberapa orang biasanya memasang taruhan dengan sesama penonton untuk tim yang didukungannya. Kadang ketua tim yang sedang bertanding juga ikut taruhan mewakili timnya. Taruhan yang dilakukan oleh sesama tim olahraga dikenal dengan istilah maen pinggiran. Biasanya, salah satu perwakilan tim akan menanyakan kepada tim lawan apakah ada pinggirannya atau tidak (maksudnya ada taruhannya atau tidak). Jika disepakati akan ada pinggiran maka masing-masing pihak akan tawar-menawar taruhan. Pertama, salah satu anggota tim akan menanyakan kepada anggota tim berapa besar taruhannya. Hal yang sama juga dilakukan tim lawan. Setelah itu kedua perwakilan bertawar-menawar besarnya taruhan. Jika sudah ada kesepakatan besarnya taruhan, maka kedua tim berjabat tangan sebelum pertandingan di mulai.

Balap Merpati

Selain bisa dijalankan pada pertandingan olahraga, dalam praktinya judi taruhan juga bisa dilakukan dalam adu hewan. Adu hewan yang ada di Wetankali sendiri meliputi sabung ayam (adu jago) dan adu balap merpati (tomprang).

Sampai akhir 1990-an Wetankali terkenal memiliki usaha penangkaran merpati balap yang paling hebat seantero Kutocilik. Usaha itu dijalankan keluarga Cina terkaya yang menjalankan usaha merpati balap sebagai sampingan di antara penghidupan sebagai pedagang penampung hasil bumi. Sekarang usaha peternakan merpati balap yang telurnya saja dihargai 25 ribu rupiah itu bangkrut karena bangkrutnya usaha dagang keluarga tersebut. Meski demikian usaha-usaha serupa yang dijalankan beberapa keluarga Jawa masih bertahan sampai sekarang. Pada musim kemarau akan banyak ditemui orang menggendong sangkar merpati di punggungnya dan mengayuh sepeda ke tanah lapang atau persawahan untuk kemudian melepaskan merpati dari sangkarnya. Taruhan atas merpati balap bisa dilakukan antarpemilik burung atau antar-botoh yang mendukung merpati tertentu yang sedang diadu.

Di Wetankali adu balap merpati disebut omprang atau tomprang. Merpati yang diadu haruslah setara kelasnya. Ada dua kelas merpati, yaitu balap dan lokal. Merpati balap biasanya bertubuh lebih besar dan ringan. Selain itu merpati balap bisa terbang rendah dengan kecepatan tinggi. Dua jenis permainan adu balap merpati didasarkan pada jenis merpatinya, yaitu balapan merpati balap dan balapan merpati lokal.

Balapan merpati balap biasanya dilakukan di tanah lapang yang datar seperti daerah persawahan setelah panen sadhon, lapangan sepak bola, padang gembalaan, dan jalan desa yang sepi lalu-lalang. Tempat-tempat tersebut dipilih karena merpati balap akan terbang rendah (kira-kira 30 cm dari permukaan tanah). Merpati yang mampu terbang di bawah ketinggian rata-rata dianggap lebih istimewa karena bisa lebih cepat mencapai garis akhir lomba. Bila dibandingkan dengan jenis atletik, maka balapan merpati balap adalah jenis sprinternya.

Pada umumnya jarak dari garis start ke garis finish sekitar 500 m atau kurang. Peserta adu balap biasanya berpasangan. Satu orang memegang merpati jantan di garis start atau yang akan diterbangkan dan satu orang lagi di garis finish memegangi merpati betina. Ketika perlombaan dimulai, merpati jantan dilepas disertai teriakan-teriakan dan tepuk tangan orang yang berada di garis start. Pada saat yang sama, merpati betina tetap dipegang sambil dikepak-kepakkan sayapnya (diklepek) sebagai pemancing merpati jantan agar terbang dengan cepat menuju garis finish. Balapan merpati balap jarang diadakan di Wetankali karena tidak mempunyai arena. Penduduk yang ingin mengikutinya harus pergi ke Kulonkali.

Penduduk Wetankali pada umumnya lebih sering mengadakan balapan merpati lokal yang bisa diadakan di mana saja. Jarak yang ditempuh balapan juga lebih jauh. Balapan bisa berjarak antardesa, bahkan bisa pula kecamatan. Dalam balapan jenis ini, merpati balap tidak digunakan karena konon hanya bagus untuk perlombaan jarak pendek. Dibutuhkan jenis merpati yang mempunyai kemampuan nafas panjang dan daya jelajah yang jauh. Kualitas tersebut hanya ada pada merpati lokal. Bila dibandingkan dengan atletik, balapan merpati lokal adalah lari maratonnya.

Seperti juga balapan merpati balap, dalam balapan merpati lokal merpati-merpati jantannya dilepaskan dari tempat tertentu secara bersamaan dan diharapkan mereka akan menuju lokasi yang disepakati peserta perlombaan tempat merpati betinanya berada. Di tempat yang telah disepakati, merpati betina dipegang oleh salah seorang peserta sebagai tanda garis finish. Merpati jantan yang paling cepat kembali ke pangkuan merpati betina, dialah pemenang balapan.

Umur merpati yang bisa dipakai balapan sekitar 1-2 tahun. Merpati lokal bisa dibeli secara langsung di rumah penduduk yang dikenal menangkarkannya. Bisa pula burung-burung itu dibeli di Pasar Kutocilik setiap hari pasaran. Jika membeli di rumah-rumah penduduk, harganya sedikit lebih mahal. Selain karena bisa langsung diuji telebih dahulu, merpati-merpati di rumah peternaknya konon biasanya terpelihara dengan baik karena peternak merpati biasanya juga adalah peminat burung merpati.

Harga seekor merpati lokal jantan yang belum terlatih bisa mencapai 100 ribu rupiah. Untuk betinanya hanya sekitar 25 sampai 30 ribu rupiah saja. Menurut penggemar burung merpati, meskipun di pasar lebih murah (25.000 rupiah sampai 30.000 rupiah) kualitasnya kurang memuaskan. Bisa karena tertipu bentuk fisiknya yang bagus namun tidak mampu terbang cepat atau salah membeli merpati yang sakit. Kalaupun membeli di pasar biasanya merpati yang masih piyik (kecil) untuk dilatih beberapa bulan sampai menjadi merpati aduan. Jenis merpati lokal yang paling mahal adalah gendeng soka. Harga merpati jantan jenis ini bisa mencapai 700 ribu rupiah seekor, itupun yang belum terlatih. Jika sering juara, harganya bisa dua atau tiga kali lipat.

Meski beberapa pemilik merpati aduan mengaku melakukan lomba hanya untuk kesenangan, tidak jarang pemilik merpati mengajak beberapa orang untuk taruhan. Pada umumnya, besaran taruhannya dianggap kecil-kecilan seperti totoan jagung (taruhan jagung pakan merpati) atau dengan uang 20 sampai 50 ribu rupiah saja. Sebutan totoan jagung muncul karena kebiasaan penggemar merpati aduan membawa satu plastik jagung ketika ingin mengajukan tantangan. Jika uang yang digunakan, pemenang biasanya membelanjakan sebagian atau semua uang taruhan untuk membeli jagung. Setiap kilogram jagung (3.000 rupiah) bisa mencukupi tiga pasang merpati (enam ekor) selama tiga hari. Agar bertambah kuat, pemilik burung merpati mencampur jagung dengan beberapa genggam beras merah sebagai makanan tambahan. Harga 1 kg beras merah sekitar 7500 rupiah.

Balapan merpati balap umumnya dikenal sebagai ajang perjudian besar. uang taruhannya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Pemain-pemainnya pun kebanyakan orang-orang kaya Kutocilik.

0 komentar:

Posting Komentar

KELUARAN TOGEL

Blogroll